Senin, 30 Maret 2015

Pelemahan Rupiah Tak Bisa Dianggap Enteng

Berita Pelemahan Rupiah Tak Bisa Dianggap Enteng diterbitkan March 30, 2015 at 07:59PM



INILAHCOM, Serang - Pengamat Kebijakan Publik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten Dahnil Anzar menyatakan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS tidak bisa dianggap enteng, karena basis ekonomi didominasi oleh impor mulai sangat berat menanggung beban pelemahan rupiah.


"Ini berbahaya buat perekonomian Indonesia. Presiden, Wapres serta Para menteri tidak bisa sekedar mengeluarkan statement mengelak seolah tidak ada ancaman dan masalah dengan pelemahan rupiah sampai Rp13.000," kata Dahnil Anzar di Serang, Senin (30/3/2015).


Sebab, kata Dahnil, bukan tidak mungkin rupiah bisa semakin terpuruk disebabkan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS), Eropa dan Republik Rakyat Tiongkok, semakin membuat rupiah tertekan. "Tidak ada jalan lain selain memulai perubahan kebijakan jangka panjang, bukan sekedar kebijakan jangka pendek khas rezim moneteris," katanya.


Ia mengatakan, kebijakan jangka panjang itu adalah Pemerintah harus memulai dengan tegas 'Rezim Minim Impor atau substitusi impor. Sehingga dimasa yang akan datang ekonomi domestik tidak lagi tergantung dengan nilai dolar AS yang menguat, tetapi ketika substitusi impor berhasil dilakukan dalam jangka panjang, pelemahan rupiah bisa menjadi kesempatan melakukan ekspansi ekspor yang menguntungkan ekonomi Indonesia.


"Namun sekarang, ekspansi ekspor tidak bisa dilakukan karena untuk meningkatkan produksi industri pun harus impor bahan baku. Sehingga industri dalam negeri tetap sulit dan tidak kompetitif," kata Dahnil Anzar yang juga salah seorang penggiat anti korupsi di Banten. [tar]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman