INILAHCOM, Makassar - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan Dadi Aryadi mengatakan infrastruktur yang minim masih akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Khususnya, di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
"Infrastruktur minim seperti sarana penerangan listrik, jalan dan sejumlah isu di KTI akan menjadi tantangan untuk pertumbuhan ekonomi ke depan," jelas Aryadi pada diskusi 'Economic Outlook 2015' di Makassar, Rabu (25/02/2015).
Selain persoalan tersebut, ia mengatakan masih ada tantangan lainnya yang harus dihadapi seperti penetapan tarif batas bawah tarif tiket penerbangan, risiko-risiko sisi ekternal dan isu ketahanan pangan yang tidak merata di KTI. Sebagai gambaran, papar dia, daerah Sulawesi memiliki ketahanan pangan yang cukup tinggi, sementara daerah lainnya masih terbilang lemah, namun kuat di sektor perikanan dan peternakan.
"Selain itu, masih tinggi ketergantungan bahan konsumsi dari daerah lain dan juga luar negeri sebesar 65 persen, belum lagi distribusi itu akan terganggu jika kondisi pengaruh cuaca kurang bersahabat," ujar dia.
Sementara di sektor kemaritiman, lanjut dia, potensi perikanan yang cukup besar di KTI belum optimal dikelola dan dimanfaatkan, karena baru tercatat sekitar 67,2 persen di KTI. Mengenai perencanaan pembangunan tol laut di KTI, terang dia, juga diakui masih banyak kendala dari proses perizinan, pembebasan lahan dan fasilitas pembiayaan.
"Semua tantangan itu harus mampu dijawab untuk memajukan KTI agar sejajar dengan daerah di Kawasan Barat Indonesia yang lebih maju dari sisi infrastruktur dan fasilitas ekonomi lainnya," kata dia. [tar]
Rabu, 25 Februari 2015
Infrastruktur Minim Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Berita Infrastruktur Minim Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi diterbitkan February 25, 2015 at 04:19PM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar