Kamis, 26 Februari 2015

Turun, Harga Minyak di Perdagangan Asia

Berita Turun, Harga Minyak di Perdagangan Asia diterbitkan February 26, 2015 at 04:37PM



INILAHCOM, Singapura - Harga minyak turun di perdagangan Asia, Kamis (26/02/2015). Namun kerugiannya terbatas karena para dealer fokus pada unsur-unsur positif dari laporan persediaan energi Amerika Serikat yang bervariasi.



Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April menurun 43 sen menjadi US$50,56. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman April jatuh 31 sen menjadi US$61,32 dalam perdagangan sore.



Departemen Energi AS (DoE), Rabu (25/02/205) mengatakan bahwa persediaan minyak mentah naik 8,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Februari ke rekor 434,1 juta barel, lebih dari dua kali lipat peningkatan yang diharapkan. Namun, DoE juga melaporkan bahwa persediaan sulingan (destilasi), yang termasuk minyak diesel dan bahan bakar pemanas, meluncur turun 2,7 juta barel, sedangkan stok bensin merosot 3,1 juta barel.



"Para pedagang memilih fokus pada penurunan tajam dalam bensin dan stok sulingan yang mungkin mengindikasikan penguatan permintaan di Amerika Serikat, konsumen minyak mentah terbesar di dunia," jelas United Overseas Bank Singapura dalam sebuah komentarnya.



Para analis mengatakan harga minyak juga didukung menyusul komentar positif Ali Al-Naimi, menteri perminyakan Arab Saudi, produsen minyak utama dunia.



Permintaan minyak sedang meningkat dan pasar telah berubah menjadi tenang, Al-Naimi mengatakan kepada wartawan setelah pidato di sebuah konferensi di kerajaan itu, Rabu (25/02/2015). Demikian Bloomberg News melaporkan.



Arab Saudi adalah anggota terbesar dan paling berpengaruh dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang November 2014 lalu memutuskan mempertahankan tingkat produksinya, meskipun kelebihan pasokan global.



Langkah itu mengirim harga minyak jatuh ke posisi terendah enam tahun lebih sedikit di atas US$40 pada akhir Januari 2015, sebelum kembali sedikit menyusul penurunan jumlah rig minyak AS yang beroperasi dan pengurangan investasi oleh perusahaan-perusahaan minyak besar.



Di tempat lain, investor minyak juga terus mencermati krisis utang Yunani serta meningkatnya kekerasan di produsen minyak Libya. "Dengan resolusi sementara dari krisis Yunani dan anjloknya produksi dari Libya akibat eskalasi ketegangan, risiko penurunan tajam harga selama dua minggu ke depan terbatas," papar kepala praktek Asia-Pacific Oil & Gas di organisasi jasa profesional EY Sanjeev Gupta. [tar]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman