INILAHCOM, Manado - Bank Indonesia (BI) memfasilitasi pengembangan tanaman cabai petani Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara(Sulut). Tujuannya, agar produksinya maksimal.
"Saat ini BI sedang memfasilitasi pelatihan petani termasuk bagaimana pola tanam yang baik, sehingga cabai rawit dikembangkan masyarakat Kepulauan Sangihe dapat berproduksi maksimal," ujar Asisten Direktur BI Perwakilan Sulut Ignatius Adhi, di Manado, Senin (23/02/2015).
Ignatius mengatakan cabai rawit yang dikembangkan petani di Kepulauan Sangihe sistemnya mengikuti apa yang dilakukan petani Meksiko. Adanya perluasan pengembangan penanaman komoditas cabai, jelas dia, harapannya dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat daerah yang sangat tinggi.
"Cabai rawit sudah menjadi kebutuhan pokok Sulut, karena itu permintaanya sangat tinggi," jelas dia.
Sebagai bahan kebutuhan pokok, papar dia, maka cabai rawit sering menjadi pemicu inflasi saat harga cabai melambung tinggi dan deflasi turun drastis. "Jika semua kabupaten dan kota telah memproduksi cabai rawit, maka tidak khawatir kekurangan stok, efeknya pada harga dapat stabil," papar dia.
Harga cabai rawit di Manado dan sekitarnya pada akhir 2014 lalu sempat menyentuh angka Rp200 ribu per kilogram namun, kemudian turun menjadi Rp25 ribu per kilogram. [tar]
Minggu, 22 Februari 2015
BI Fasilitasi Pengembangan Tanaman Cabai Petani
Berita BI Fasilitasi Pengembangan Tanaman Cabai Petani diterbitkan February 23, 2015 at 09:38AM

Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar