Minggu, 19 April 2015

DPR Berharap Menpora Akhiri Pembekuan Secepatnya

INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membuat langkah berani dengan membekukan kepengurusan PSSI.


Sebelumnya, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) melakukan evaluasi terhadap klub-klub peserta Liga Super Indonesia (ISL) dan tidak merekomendasikan Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya untuk ikut serta. Aspek legalitas menjadi sorotan utama BOPI.


Meski demikian, PSSI berpendapat bahwa evaluasi BOPI termasuk bentuk tindakan intervensi pihak ketiga, yang bisa mengancam keanggotaan PSSI di FIFA. Karena itu, rekomendasi tersebut tidak diindahkan.


Kemenpora telah mengirimkan tiga surat peringatan (SP) yang diklaim tidak dibalas PSSI, meski ketua umum PSSI saat itu, Djohar Arifin Husin menyatakan telah membalasnya. Kemenpora lantas mengeluarkan surat keputusan pada Jumat (17/4/15) yang menyebutkan segala kegiatan PSSI tidak diakui lagi oleh Pemerintah sebagai bentuk sanksi administratif.


Anggota Komisi X DPR-RI, Moreno Soeprapto berharap pembekuan PSSI tak memakan waktu yang lama dan kedua belah pihak (PSSI dan Kemenpora) bisa duduk bersama mencari solusi jalan keluar.


“Saya berharap ini tidak berlarut-larut, dan kedua pihak Kemenpora dan PSSI harus kembali duduk bersama mencari jalan keluarnya. Setiap masalah akan selesai jika dibicarakan dengan baik-baik,” kata Moreno.


Pembekuan PSSI oleh Kemenpora bisa memancing reaksi FIFA karena dianggap sebagai intervensi.


“Jangan sampai FIFA mengeluarkan sanksi kepada Indonesia karena pembekuan oleh Kemenpora. Pasal 13 dan 17 statuta FIFA jelas tak memperbolehkan keikutcampuran pihak ketiga termasuk pemerintah,” ujarnya.


Jika sanksi FIFA itu benar-benar terjadi, Indonesia akan dikucilkan dari kegiatan sepak bola internasional. Timnas terancam tak bisa tampil di event internasional seperti SEA Games yang akan dihelat di Singapura Juni mendatang. Begitupun dua klub ISL Persib Bandung dan Persipura yang saat ini bertanding di Piala AFC.


Kata Moreno, yang paling mengkhawatirkan jika sanksi FIFA turun adalah nasib ratusan atau malah ribuan pemain yang berkompetisi di semua kasta di Tanah Air seperti Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama, Divisi Satu dan Piala Nusantara akan semakin tidak jelas.


“Semua harus memikirkan nasib para atlet sepak bola yang bermain di semua level kompetisi. Bagaimana nasib mereka kedepaannya jika sepak bola Indonesia dihentikan, bagaimana kehidupan keluarga mereka jika mereka tak bisa lagi mencari nafkah karena kompetisi berhenti. Kita harus memikirkan mereka,” ungkapnya.


“Saya sangat berharap PSSI maupun Kemenpora segera melakukan pertemuan untuk membahas semuanya. Saya dukung langkah PSSI yang akan menemui Menpora Imam Nahrawi besok (Senin 20/4). Mudah-mudahan dari pertemuan itu ada jalan keluar sehingga kompetisi kembali berjalan,” ia mengakhiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman